Bunga yang memiliki nama latin Helianthus annuus L ini, berasal dari tanah Amerika Utara. Di Indonesia sendiri, tepatnya di daerah Jawa, bunga Matahari mulai ditanam sejak tahun 1919.
Tanaman bunga Matahari ditanam di kawasan pegunungan dengan kelembaban yang cukup dan banyak memperoleh sinar matahari secara langsung. Tanaman berbatang basah ini biasanya tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter.
Karena bentuknya yang indah, bunga ini biasanya hanya dijadikan sebagai tanaman hias saja. Namun, seiring dengan kesadaran masyarakat akan banyaknya manfaat yang dihasilkannya, maka sebagian orang sudah mulai memanfaatkannya untuk pengobatan.
Bunganya mengandung helianthoside A-B-C, quercimeritrin, asam echinocysat, dan asam oleanolat. Kemudian, di dalam bijinya juga mengandung prostaglandin E, beta-sitosterol, asam quinat, phytin, asam chlorogenic, dan 3,4-benzopyrine.
Di dalam setiap 100 gram bijinya, terdapat kandungan lemak total 100 yakni terdiri dari lemak jenuh :9,8 dan juga lemak tak jenuh Oleat :11,7 dan Linoleat :72,9 dan sisanya tidak mengandung kolesterol.
Umumnya di Indonesia biji bunga matahari sering dijadikan snack atau makanan ringan yang disebut kwaci biji bunga matahari. Biji bunga matahari memiliki kandungan gizi yang baik. Sebenarnya bukan hanya biji, semua bagian bunga matahari juga memiliki khasiat untuk kesehatan. Misalnya, bunganya memiliki efek untuk menurunkan tekanan darah dan sebagai pengurang rasa sakit yang mujarab.
Lalu, bijinya bermanfaat sebagai obat anti-disentri dan untuk mengobati campak. Daunnya juga memiliki manfaat yang cukup banyak seperti anti-radang, anti-malaria, dan analgesik (penahan rasa sakit).
Begitu juga dengan sumsum batangnya yang memiliki khasiat untuk menambah vitalitas, mengobati liver, merangsang pengeluaran air kemih, analgesik, dan lainnya. Akar tanaman ini juga berguna untuk mengobati infeksi saluran kencing, radang saluran nafas (bronchitis), dan batuk rejan.
Untuk pengobatan pada bagian luar, bunga Matahari dapat dihaluskan kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit. Misalnya, untuk mengobati bisul, radang payudara, dan rematik. Sedangkan untuk pengobatan bagian dalam tubuh, biasanya tanaman bunga Matahari dapat direbus dan diminum airnya. Atau, biji bunga Matahari dapat disangrai, ditumbuk halus, dan diseduh dengan air panas. Biasanya, pengobatan dengan cara itu dilakukan untuk mengatasi sesak nafas, mencegah kanker lambung, kembung, disentri, beri-beri, malaria, keputihan, hernia, dan lain-lain.
Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah minyak bunga matahari, yang diyakini dapat mengatasi berbagai penyakit kronis termasuk penyakit jantung dan gangguan saraf. Selain mengandung minyak tak jenuh rantai tunggal yang baik untuk jantung, minyak ini juga mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Kandungan ini berguna untuk perawatan kulit karena dapat melawan efek penuaan seperti keriput dan kulit kusam.
Selain sebagai obat, ternyata tanaman bunga matahari memiliki manfaat lainnya yaitu dapat menetralisir efek radiasi dari limbah nuklir. Manfaat ini dibuktikan dalam tragedi kebocoran reaktor nuklir di Chernobyl tahun 1986. Ketika sebagian besar air di wilayah itu tercemar radioaktif, penanaman tanaman bunga matahari di atas rakit mengambang ternyata mampu mengurangi dampak radiasi di perairan hingga 95 persen. Hal ini karena adanya struktur akar yang lebat dan kuat sehingga mampu mengekstrak logam-logam berat seperti arsen dan timah. Bahkan unsur radioaktif juga bisa diserap, termasuk uranium dan stronium-90 yang bisa menyebabkan mutasi genetik pada manusia.
http://www.jendela-alam.com/manfaat-bunga-matahari.html
0 komentar:
Posting Komentar